“Belajar Itu Mudah”. Itulah visi Fahrurrozi yang kemudian diterjemahkann dengan mendirikan Sang Bintang School. Berbekal keyakinan bahwa kesulitan dalam belajar harus dipecahkan, Fahrurrozi mmeberanikan diri untuk bertindak di kota kelahirannya dulu, Pontianak.
Kasus Bahasa Inggris menarik perhatiannya. Mulai SMP hingga SMA, Bahasa Inggris diajarkan dengan total 6 tahun. Namun banyak orang yang tidak menguasainya padahal itu adalah bahasa internasional dimana banyak ilmu yang menggunakan bahasa Inggris. Jadi jika banyak orang Indonesia yang tidak ahli berbahasa Inggris dikhawatirkan akan terjadi kebodohan di generasi penerus bangsa Indonesia. Itulah pemikiran Fahrurrozi.
Hal itulah yang kemudian mmebuatnya mendirikan Sang Bintang School yang awalnya adalah sekolah atau kursussan bahasa Inggris dengan jaminan 6 minggu bisa.
Keunikan darai Sng Bintang School ini adalah diidrikan oleh Sarjana Ekonomi bukan bahasa Inggris yaitu Fahrurrozi dann dua temannya lainnya . Ini menjadi tantangan tersendiri karena Fahrurrozi harus bisa menemukan guru yang kompeten di bidang ini. Untuk menjaring siiswa tidak ada kesulitan malah mmebludak karena ada tag line 6 minggu bisa.
Banyak calon guru bahasa Inggris yang keberatan dengan target 6 minggu bisa, bagaimana mungkin dikampus saja belajarnya empat tahun, lha ini ditarget enam minggu. Itulah alasan calon pengajar mengatakan keberatannya. Namun setelah angkatan pertama selesai dan menyatakan puas belajar di Sang Bintang School barulah banyak guru yang bersedia. “Artinya, perubahan adalah mimpi tapi harus ada yang memulai,” kata Fahrurrozi.
Angkatan ke dua, Sang Bintang School kebanjiran murid hingga 240 siswa. Pemilihan pengajar pun berlangsung selektif agar programm enam minggu bisa, berjalan.
Enam Minggu Bisa
Slogan diatas, menurut Fahrurrozi adalah target yang dibungkus dengan kurikulum yang efektif dan kontrak belajar aplikatif. Inilah kemudian Sang Bintang School dibungkus dengna brand Kampoenk Jenius karena kondisi guru dan lingkungan harus dapat mensugesti murid secara positif . Ada beberapa hal yang menjadi keunikann belajar bahasa Inggris di Sang Bintang School :
1. Tidak perlu mencatat
2. Tidak perlu menghafal
3. Tidak ada PR.
Inilah point yang mmebuat sekolah yang didirikan Fahrurrozi dkk menjadi rebutan.
Duka Merintis Bisnis
Dalam merintis bisnis ini, juga ada dukanya seperti yang dituturkan oleh Fahrurrozi berikut ini, “Setelah semakin meluasnya penerimaan masyarakat, ada aja kendala seperti bagaimana merespon pemasaran, kualitas SDM hingga mengoptimalkan pemasaran”.
Namun ada target mulia yang dicanangkan oleh Fahrurrozi dari dibukanya Sang Bintang School ini yaitu memberi inspirasi daerah di seluruh Indonesia guna membuka Kampoenk Jenius lainnya. Dalam benak Fahrurrozi terus bertekad ingin melejitkan bangsa ini dari ketidakpercayaan diri dalam bersaing di dunia internasional.
“Tanpa kita sadari ketidak mampuan sebagian besar masyarakat Indonesia akan bahasa Inggris membuat kita minder. Kita harus berjuang mengatasinya agar bangsa ini bisa bangkit,” tuturnya berfalsafah.
Intinya Sang Bintang School – Kampoenk Jenius memiliki visi agar belajar itu mudah.
sumber : ketika anak sekolahan berbisnis karya rhenald kasali
Biodata
Nama : Fahrurrozi
TTL : Pontianak, 13 April 1984
Pendidikan : S1 Fak Ekonomi Universitas Tanjung Pura
Bisnis : Sang Bintang School – Kampoenk Jenius, Lab School
Penghargaan : 2008 Finalis Wirausaha Muda Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar