Rifa Ariani |
Demi keutuhan keluarga, ia rela keluar dari pekerjaannya sebagai PNS dan menjadi ibu ruah tangga biasa. Namun lama-kelamaan rasa gundah dan bosan pun terus menjalarinya. Lahir dari keluarga pendidik, Rifa pun memutuskan untuk menggali ppotensi bisnis sekolah.
Gayung pun bersambut, di tahun 2003 sebuah developer menawarinya untuk membuka sekolah di kawasann yang sedang dikembangkannya. “Dengan modal nekat tawaran itupun saya terima karena saya lihat kedepannya prospeknya bagus, “ ujarnya.
Tanpa modal, ya itulah yang dilakoni putri pasangan Prof. H. Buchari Rahman dan Farida ini. Meski begitu ia tak pesimis, tetap melaju pada tujuannya walau harus berhutang ke bank. “Bisnis di dunia pendidikan memang tidak seperti bisnis lainnya. Di bisnsi ini, investasi memang harus dilakukan diawal, untuk tujuan jangka panjang. Hasilnya baru akan terasa setelah bertahun-tahun,” papar ibu tiga anak ini. Tak tangung-tanggung untuk membangun dua bangunan sekolah empat lantai yang megah, ia menghabiskan dana sekitar 8 miliar yang dipakai untuk bangun gedung dan biaya operasional. Sebuah angka yang sangat fantastis.
Sekolah Global Mandiri |
Tentu dengan angka yang cukup besar itu perjuangan nya belum selesai. Ia dihadapkan pada persoalan siswa. Ditahun pertama Rifa hanya mampu menggaet 180 siswa yang terdiri dari TK dan SD. “Memang sih, awalnya saya agak pesimis, takut gagal. Tapi saya teru kuatkan tekad dan tetap optimis bahwa saya pasti bisa. Yang terpenting kerjakan saja. Tidak ada kamus gagal. Secara intens saya lakukan promosi dibantu developer. Selain itu, yang membuat saya optimis, yang namanya uang sekolah itu tidak ada turunnya pasti setiap tahun naik terus, “ jelas Rifa, bersemangat.
Delapan Tahun 1200 Siswa
Membutuhkan waktu cukup panjang untuk menjadi sukses. Begitu juga Rifa, ia baru bisa mencicipi legit bisnis yang dijalankannya setelah melewati masa hingga delapan tahun. Memasuki tahun ke delapan, jumlah siswanya bertambah menjadi 1200 siswa yang terdiri dari TK, SD, SMP dan SMA. Dijelaskannya setiap tahunnya ada kenaikan siswa sekitar 500 orang. “Yua, karena ini bisnis sekolah, wajarlah jika hasilnya baru bisa dinikmati setelah melewati proses yang cukup panjang,” ujarnya.
Tak canggung perempuan kelahiran Bogor, 10 Mei 1967 ini pun mengatakan, jika keuntungan berbisnis di dunia pendidikan adalah hasil dari iuran siswa. Di tahun 2009, iuran siswa disekolah yang dikelolanya sekitar 1,5 juta rupiah per bulan. “Tahun ini, ya sekitar 1,7 juta rupiah untuk SMP dan SMA, sedangkan untuk TK lebih murah sekitar 1,2 juta. Selain itu juga ada uang bangunan kisarannya 24 juta hingga 30 juta,” imbuhnya. Untuk proses belajar mengajar ia dibantu oleh 200 guru dan 80 karyawan.
Diakui wanita berperawakan mungil ini, dalam proses pendirian sekolah, ia hanya seorang diri, single management. Meski begitu ia tak pernah merasa kerepotan. “Justru kalau banyak owner, malah bikin repot,” ungkapnya. Soal omset tak segan iapun berujar, “ Ya tinggal dihitung saja 1200 dikali 1,5 juta. Ya segitulah,” ujarnya. Wajarlah disekolah yang dibangunnya berbiaya mahal, karena kurikulum yang ditawarkan adalah nasional plus yang diterapkanya pun berwawasan internasional, kolaborasi kurikulum pendidikan nasional dan Cambridge.
Buka Franchise
Sukses dengan sekolah Global Mandiri Cibubur, 6 tahun kemudian ia pun membuka satu cabang baru di kawasan Cakung. Bukan hanya itu, diawal tahun 2011, ia juga berencana akan membuka franchise sekolahnya seharga 2 milyar rupiah. “Mudah-mudahan ini bisa cepat terealisasi. Saat ini kami masih dalam proses penyempurnaan system computerized yang terintegrasi. Meski sebenarnya sudah banyak yang ingin membeli,” papar lulusan Universitas Sriwijaya Palembang itu.
Rifa tak main-main untuk urusan ini. Dengan kurikulum terintegrasi yang tengah dikembangkannya, ia yakin franchise sekolahnya akan laku dipasaran. Selama ini, dalam menjalankan bisnisnya, Rifa selalu melakukan excellent service. “Itu kunci sukses di bisnis ini. Jika service nya bagus siswa pasti banyak. Salah satu service yang baik itu, misalnya, setiap kali ada masalah harus diselesaikan dengan cepat. Informasi dan pelayanan yang cepat pun menjadi salah satu service yang selalu kami kedepankan,” imbuhnya. Ia berkomitmen untuk terus berdedikasi dan memberi kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Atas dasar itulah ia pantang berdiam di zona aman. Perhatiannya pun tercurah di masalah-masalah sosial. Setiap kali ada bencana terjadi, disitulah Rifa ada, aktif membantu agar anak-anak korban bencana bisa cepat bersekolah lagi.
Sukses terus ya...bu Rifa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar