Agung Nugroho Susanto |
Di semester 5 kuliahnya, ia nekad membangun bisnis. Berbekal modal sekitar 30 jutaan, laundry kiloan yang dinamainya Simply Fresh pun resmi ia dirikan di tahun 2006. Meski sempat terganjal larangan orang tua, dalam setahun ia mampu membuktikan bisa membuka 30 outlet. Kini setelah 5 tahun berlalu, ia telah emiliki lebih dari 165 outlet yang tersebar di 50 kota dengan omset milyaran.
Masih muda, enerjik dan sudah berpenghasilan milyaran. Itulah Agung Nugroho Susanto. Pria kelahiran Bandar Lampung 15 November 1984 ini terbilang pejuang tangguh dan pekerja keras. Di usianya yang tergolong muda saat belum lulus kuliah, ia sudah sukses mengibarkan bendera bisnisnya. “Dulu saya sering tidak pernah tidur. Saya berobsesi bisa sukses kuliah dan bisnis, ternyata itu tercapai. Saya lulus kuliah dalam waktu 4 tahun. Bisnis pun berkembang pesat,” ucap sarjana hukum UGM ini.
Laundry memang bukan bisnis utama yang dilakoni Agung. Sebelumnya, ia juga sempat menjalankan usaha pakaian dan telepon seluler, tapi itu tak berlangsusng terlalu lama karena ia mengalami kegagalan. “ Bisnis saya bangkrut, namun saat itu saya melihat bisnis lain yang menjanjikan yakni laundry untuk kalangan mahasiswa. Dengan modal sisa dari usaha sebelumnya dan pinjaman, saya mulai membeli peralatan Laundry.
Saya pun berani menawarkan harga miring, hanya 2500 rupiah per kilonya, “ kisah Agung.
Dampaknya, bisnis binatunya pun diburu mahasiswa. Agung pun semakin bergairah melakukan berbagai inovasi. “Dalam sebulan, langganan saya cukup banyak. Dari situ meski hanya berbekal peralatan seadanya dan dibantu dua karyawan, saya menawarkan cuci kilat 4 jam bisa diambil. Keputusan itu memang penuh resiko, saya jadi semakin sibuk. Kuliah iya cucian pun makin menumpuk,” kilahnya. Tapi tak cukup sampai disitu, bahkan karena pasar yang semakin bagus, ia nekat membuka outlet baru dengan modal pinjaman hasil menggadaikan STNK sepeda motor. Saat itu keuntungan dari laundrynya sekitar 8 jutaan per bulan.
Larangan Orang Tua
Sayang, disaat bisnisnya sedang naik daun, orang tua malah melarangnya. Orang tuanya menginginkan Agung menjadi seorang pekerja kantoran. Hampir saja Agung mengubur mimpinya menjadi seorang pengusaha. “ Mereka menginginkan saya menjadi pegawai kantoran yang berdasi, bukan tukang cuci. Ayah saya kan seorang pengacara, saudara saya ada yang jadi jaksa dan dokter. Ya, akhirnya saya menurut saja. Saat lulus, saya melamar ke sebuah bank dan lolos seleksi, saya diterima. Tapi hasrat untuk berbisnis masih besar,” ucap anak ke tiga pasangan Agus Susanto dan Hermin Yulistyowati ini.
Dengan sedikit memelas Agung pun memohon kepada kedua orang tuanya untuk mengizinkan berbisnis. “Jelas orang tua tidak merestui. Tapi sebisa mungkin saya meyakinkan mereka dan akhirnya luluh juga. Saya minta diberi setahun saja kesempatan untuk berbisnis. Kalau gagal, saya siap turuti kemauan mereka dan mengubur dalam-dalam mimpi saya,” tegas pengagum kata-kata Albert Einstein, imajinasimu merupakan cuplikan dirimu di masa mendatang.
Agung pun pasang kuda-kuda, berbagai strategi ia terapkan untuk menyiasati kesuksesan bisnisnya. Ilmu bisnis ia pelajari secara otodidak dari buku-buku motivasi. Maklumlah ia bukan tamatan sekolah bisnis melainkann sarjana hukum. Kerja keras dan peras keringatnya tak sia-sia, karena ia dapat memenuhi janjinya. Dalam setahun bisnis binatu yang di-franchise-kannya meledak hingga 30 outlet. “Saya bangga bisa membuktikan pada orang tua bahwa saya mampu,” kata pria berkacamata ini.
165 Outlet di 50 Kota
Mengusung jargon “Laundry kiloan kualitas berkelas” , setelah lima tahun, franchise laundry kiloannyapun makin menggurita dan menembus pasar nasional. Ekspansi yang dilakukan Agung tidak tanggung-tanggung, kini bisnisnya sudah merangsek ke 50 kota besar di Indonesia dengan lebih dari 165 outlet. “Outlet saya itu tersebar dari Aceh hingga Papua. Bahkan saya berobsesi menjelajah pasar manca negara,” beber peraih beragam penghargaan nasional ini seperti Rekor Spektakuler Waralaba Laundry Kiloan Pertama di Indonesia (2008), Top 10 Indonesia Young Entrepreneur Franchise Award (2009), The Best Bisnis Prospect Indonesia Franchise Start-Up Award (2009) dan sejumlah penghargaan lainnya.
Mengenai investasi franchise, Agung menerapkan 4 paket dari mulai harga 109 juta (paket standar), 129 juta (paket eksklusif), 170 juta (paket industri), dan 305 juta (paket platinium). Bendera bisnisnya pun sudah bernaung dibawah perusahaan PT Sushantco Indonesia dimana dirinya sebagai presdirnya. “Saya bersyukur, karena bisa mengembangkan bisnis ini dari nol,” pungkas pria yang telah memiliki 1000 karyawan dengan omset miliaran ini. Bahkan, ia juga sudah merambah ke bisnis lainnya seperti resto dann properti.
Kisah Agung Nugroho Susanto yang tetap kukuh mengikuti kata hatinya untuk berbisnis walau pada awalnya sang orang tua menentang (tapi akhirnya memberi restu) adalah sikap keras kepala yang positif. Tak peduli dalam bidang apapun, sikap keras kepala yang positif adalah modal penting untuk suksesnya tujuan hidup. Dengan sikap itu orang akan terus terpacu mencari jalan keluar walau sedang dirundung kesulitan.
Agung juga memiliki sifat positif lainnya yaitu sangat menghormati orang tuanya, walau kenginannya pada awalnya bertentangan dengan orang tuanya, namun ia tetap hormat. Namun tetap mencari akal untuk meluluhkan hati orangtuanya dan akhirnya orang tuanya memberi lampu hijau. Agung percaya bahwa restu orang tua adalah segalanya yang mampu membuatnya bisa mendaki jalan kesuksesan dengan lancar. Agung pun juga berhasil membuktikan bahwa hati nuraninya serta pilihan hidupnya mampu mengantarkannya pada keberhasilan melebihi apa yang diharapkan orang tuanya malahan.
Foto-Foto Agung Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar